Oleh: kareumbi | 20 Maret 2009

Dan rusa itu mulai datang..

Kandang sudah selesai, rumah jaga bertahap beres, pekerja yang ditugasi mengurus juga sudah siap.. tapi rusanya mana?

Bingung juga mencari rusa, beberapa pihak memang memiliki rusa namun hanya dapat diperoleh dengan cara membeli. Untuk diketahui, sepasang rusa tutul dihargai antara 5 sampai 13 juta rupiah. Sungguh bukan suatu harga yang murah untuk hewan serentan dan sekecil itu yang kalau dihitung karkas daging paling tidak jauh dari 30 kilogram saja. Sebagai bandingan, satu ekor sapi perah betina dengan bobot hidup 500-an kilo saja hanya sekitar 12 juta rupiah. Siap berproduksi pula.
Sehingga kebingungan kami ini bukan karena rusa itu langka, tapi lebih kepada dimana mencari dana untuk mengisi kandang yang sudah siap.

Beruntung jaringan yang dimiliki Pengelola Kawasan dan Wanadri cukup luas. Di informasikan bahwa pihak PTPN VIII Kertamanah bersedia menyumbangkan 6 ekor rusa. 2 Jantan dan 4 betina. Wah bukan main senangnya. Koordinasi-koordinasi segera dilakukan dan pada tanggal 25 Maret 2009 kami bergerak ke Kertamanah, Pangalengan. Satu unit truk dan 6 buah peti sudah disiapkan.

Penangkaran Rusa Kertamanah

Penangkaran Rusa Kertamanah, ada 25 ekor disini. Sekarang tinggal 19 karena yang 6 sudah kami ambil. Terimakasih PTPN. Rumput yang digunakan adalah Gajah lapang (Axonopus compressus)

Di sore itu di tengah hujan yang lumayan deras kami berkoordinasi dengan pihak administratur Kertamanah. Namun ada kesalahan teknis yang membuat sore itu kami harus pulang dengan tangan hampa. Rusanya menolak ditangkap! hehe. Kami maklum, bahwa hari sudah menjelang gelap, dan hujan deras akan menyulitkan penangkapan. Sehingga akhirnya kami hanya menurunkan peti-peti rusa dan berjanji esok pagi akan kembali lagi.

26 Maret 2009, kami kembali bergerak. 1 unit Land Rover dan 1 unit truk Colt melaju ke arah Pangalengan.

Dari Pangalengan diberitakan melalui sms bahwa semua rusa sudah masuk ke dalam peti. Wah hebat sekali. Saya bertanya-tanya, bagaimana mereka menangkapnya. Sebetulnya kami ingin melihat cara-cara mereka menangkap, tapi apa boleh buat, semuanya sudah masuk peti.

Setelah berkoordinasi dengan pihak administratur perkebunan, kami memasukkan rusa itu satu persatu ke dalam truk.

Peti yang dibuat lembur oleh Mang Ja’i di Kareumbi ini sangat kokoh. Ukurannya panjang 1m, tinggi 1m dan lebar 70cm untuk yang betina, dan khusus untuk jantan, lebar petinya 1m.

Setelah peti dan rusa tersusun rapih dan dipastikan bahwa cukup ada udara segar di dalam truk, tepat pukul 11:30wib kami berpamitan dan meluncur ke Bandung.

Agak waswas juga selama perjalanan siang hari ini. Udara cukup panas. Kami berhenti sejenak untuk makan siang dan memeriksa kondisi rusa. Nampaknya semua baik-baik saja.

Pukul 15:30wib kami tiba di kandang rusa di Kareumbi. Peti langsung diturunkan. Berdasarkan pembicaraan dengan pak Bongso, rusa tidak usah diisolasi, langsung saja dilepas di kandang. Wah beda nih dengan petunjuk di literatur. Tapi melihat kondisi rusa yang kelihatan tenang-tenang saja di dalam peti, kami sepakat untuk langsung melepasnya.

Oya, pak Bongso ini kuncen rusa yang kami bawa dari Kertamanah untuk mengawal dan menurunkan ilmunya pada mang Ana, pengurus rusa di Kareumbi. Bongso ini saya lihat seorang pemburu sejati. Dia bisa menangkap rusa hidup-hidup dengan tangan kosong. Obrolan dengan beliau jadi sesi yang sangat menarik dan jenaka.

Pak Bongso menceritakan banyak hal suka-duka merawat rusa, bagaimana dia menangkap rusa serta pengalaman-pengalaman berburu lainnya yang pernah dia lakukan.  Dia juga bercerita, bahwa tadi pagi ketika menangkap rusa di Kertamanah, satu ekor loncat pagar dan dia harus menjejak rusa tersebut untuk kemudian menangkapnya seorang diri.

Singkat cerita, satu persatu peti rusa dibuka dan dilepaskan. Yang pertama dilepas adalah si Bujang, rusa Jantan yang memiliki ranggah lunak yang besar. Gagah sekali. Pak Bongso sedikit demonstratif memegang ranggahnya dan menarik rusa itu keluar dari peti. Haha sableng sekali.

Di latar belakang foto di sebelah kiri terlihat rumput di dalam paddock rusa. Rumput yang kami gunakan di dalam paddock adalah dari jenis African star grass (Cynodon nlemfluensis). Bongo menyatakan bahwa dengan kualitas dan kuantitas rumput di dalam paddock sedemikian bagus, dengan penggembalaan saja, 1 tahun tidak akan habis. Tapi saya agak meragukan pernyataan itu.

Rusa-rusa yang lain dikeluarkan dengan cara yang lebih beradab. Pintunya dibuka dan dengan sedikit “haiyaaah!“, rusa meloncat sendiri dan lari ke tengah paddock.
Rusa adalah hewan yang tergolong mudah mengalami stres. Ketika stress terlihat nafasnya terengah-engah, perutnya kembang kempis dan tampak ketakutan serta waspada.
Ada tingkah laku unik yang kami lihat. Ketika kami berkeliling di dalam paddock, satu ekor rusa terlihat merunduk dan tidak berusaha melarikan diri ketika kami berjalan tidak jauh darinya. Pak Bongso bilang bahwa rusa itu sedang mencoba bersembunyi, dan si rusa meraasa bahwa dia tidak terlihat di tengah reremputan yang tumbuh agak tinggi. Memang jenis rumput di Kareumbi berbeda dengan asal tempatnya di Kertamanah yang rumputnya pendek. Lucu juga.

Rusa mencoba bersembunyi, padahal kami berada pada jarak ±3 meter dan rusa itu terlihat jelas.

Rusa mencoba bersembunyi, padahal kami berada pada jarak ±3 meter dan rusa itu terlihat jelas.

Selamat datang di Kareumbi wahai Rusa Tutul, semoga engkau sehat berdiam di habitat yang baru dan dapat beranak pinak.


Tanggapan

  1. Acungan jempol buat Mr. Bongso

  2. gimana cara restraint/ menangkap rusa mohon penjelasannya untuk makalah saya

    terima kasih

    • Untuk menangkap rusa ada beberapa cara yang kami ketahui:
      1. Dengan sumpit bius, didampingi oleh veteriner
      2. Dalam instalasi perkandangan dibuatkan gangway untuk mengarahkan rusa ke dalam peti/dijebak.
      3. Dikurung dengan menggunakan jaring tinggi.
      4. Ditangkap dengan tangan

      Yang paling aman menurut kami dengan cara gangway, stress rendah, rusa juga tidak rusak, namun memang harus sabar dipancing dengan umpan. Tidak bisa cepat.

      Demikian sementara ini, info lebih lanjut bisa melalui email.

      Salam.

  3. Kertmanah endah pisan. .

  4. Salam kenal aja buat mang bongso. .pawang rusa. He.

  5. ku boleh juga gak pelihara rusa

  6. Kalau sudah banyak bagi bagi pelihara ya pak


Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Kategori